Tugas Softskill Bahasa Indonesia
1 . JELASKAN TEORI – TEORI TENTANG
PENALARAN DAN KAITANYA DENGAN BAHASA INDONESIA ?
PENALARAN adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasiempirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yangsejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisiyang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yangsebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar .Macam – macam Penalaran :
PENALARAN
INDUKTIF Metode penalaran
induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuanbaru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan
kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan
penelitian tidak harus memliki konsep secaracanggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi
dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan
mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala
merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala
dan melakukan generalisasi.
Jenis-jenis penalaran induktif
adalah :
- Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulanumum. Tamara
Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik. Nia Ramadhani adalah
bintang iklan, dan ia berparas cantik.Generalisasi: Semua bintang sinetron
berparas cantik. Pernyataan semua bintang sinetron berparas cantik hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya : Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Contoh kesalahannya : Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2. Analogi
Penalaran Analogi adalah proses
penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogidapat juga dikatakan
sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan
berdasarkankesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
kesimpulan.Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut: a.
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan
untuk menyusun klasifikasi. Contoh : Seseorang yang menuntut ilmu sama
halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki,ada saja rintangan seperti jalan
yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar
dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut
ilmu,seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan
memahami pelajaran,dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi,
menuntut ilmu sama halnya denganmendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
3. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran
yang diperoleh dari gejala-gejala yang salingberhubungan. Hal ini terlihat
ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalamkehidupan kita
sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan
jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia.
Dalam kaitannya dengan hubungan
kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagaiberikut:
a) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan
B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan B, C, D dan seterusnya.
Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebabkadang-kadang lebih dari
satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukankemampuan penalaran
seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu
penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.Contoh :Belajar
menurut pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh
ilmupengetahuan. ‘Pengetahuan´ mendapat tekanan yang penting, oleh sebab
pengetahuanmemegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah
kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.
b) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat
pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat
dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapidalam
penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.Contoh
: Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak
hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani
menggunakan senjata tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak
segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya
perhatian dari orang tua dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film
cukup besar.
c) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran
yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada
suatu akibat yang lain. Contoh : Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat
tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di
belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan
yaitu hari hujan.
PENALARAN DEDUKTIF
Deduktif adalah cara berpikir di
mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal padasuatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Jenis-jenis Penalaran Deduktif
:
1.Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran
di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru
(berupa konklusi).
Bentuk silogisme :
- Silogisme kategoris : terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
- Silogisme hipotesis : salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
Misalnya :
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan
basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut
:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan
basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
2.Silogisme Standar
Silogisme kategoris standar = proses
logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis.
Proposisi 3 adalah konklusi
Contoh: Semua pahlawan adalah orang
berjasa Kartini adalah pahlawan
Jadi : Kartini adalah orang berjasa.
2 . JELASKAN APA YANG DIMAKSUD
DENGAN METODE ILMIAH DAN BEDAKAN ATAU BANDINGKAN DENGAN METODOLOGI ?
METODE
ILMIAH
Metode ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir
ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan,
bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk
memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu
metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa
yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini
akan menuntun proses selanjutnya.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir
yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga
terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan
sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu
disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak
ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data
empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila
sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah
sebuah bentuk metode ilmiah.
Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir
dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam
berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada
orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa
adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan
berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan
secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah
adalah sebagai berikut:
- Merumuskan masalah.
- Merumuskan hipotesis.
- Mengumpulkan data.
- Menguji hipotesis.
- Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode
ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian
harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya
diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya
sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang
telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan
hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat
melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir
ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan
yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan
metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah,
sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah
paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang
telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk
kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis
data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap
cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan
temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metodologi
penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan
oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupak an suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari
berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap
orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan
profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya
adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
Adapun tujuan Penelitian adalah
penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
- Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui.
- Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
- Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar